Rabu, 16 Desember 2009

first love [part 1]



First ff sebenernya si ini gk murni dari aku. Soal’a aku di bantuin ma onnie nez buatnya …

Ywdh met baca ya ,,

Love?
Love comes unexpectedly
Anyone
Anytime and anywhere

Itu yang ada di pikiran ku tentang cinta. Cinta itu manis tapi terkadang cinta itu membuat kita sakit dan kadang cinta itu pahit. Aku Park Sung young seorang murid kelas 3 SMA di sekolah swasta yang lumanyan terkenal di korea selatan. Aku mempunyai oppa bernama Park Jung soo atau biasa di panggil Leeteuk. Oppa ku mempunyai wajah yang cukup tampan. Aku tinggal berdua dengan oppa ku di sebuah apartment peninggalan orang tua kami. Kakak ku berkuliah di universitas ilhan, dia mengambil jurusan seni. Dan aku juga mempunyai seorang sahabat kecil yang bernama Lee Eunhyuk. Eunhyuk sangat baik padaku, dia selalu ada ketika aku membutuhkannya.

The story

Kriiing ~ ~
Bel sekolah Sung young pun berbunyi, seluruh murid pun sibuk memasukan buku pelajaran mereka kedalam tas. Dan segela berhamburan keluar kelas.
Sung young pun menghapiri cowok yang sedang menunggu di bawah tangga.
“ Eunhyuk – ah” panggilnya dari kejauhan. Eunhyuk pun menghampiri Sung young.
“Ayo kita pulang.” ajak Eunhyuk disertai dengan senyum manisnya. Young sangat suka dengan senyumnya itu.
“Ne, tapi sebelum pulang aku ingin mampir ke toko es krim dulu.”
“Baik lah, nanti aku akan mengantarmu kesana.”

mereka pun berjalan menuju parkiran motor yang terletak disamping gedung sekolah, sebuah parkir yang cukup luas. Tidak terlalu banyak yang terparkir disana, karena hampir seluruh murid disana menggunakan mobil.

“Young-ah, kau tunggu di sini saja ya.”
“Ne, jangan lama-lama. Aku tidak mau menjadi hitam karena terlalu lama menunggumu.” Teriakku.
“ Arasseo!” Eunhyuk pun berlari kecil menuju tempat parkir, sedangkan Sung young menunggu dibawah pohon yang sama sekali tidak rindang.

Tak lama kemudian eunhyuk pun datang, dengan mengendarai sebuah sepeda motor berwarna merah.

“Naiklah.” Ucap Eunhyuk seraya memberikan helm berwarna putih.
“Aarhhhgg~ Kenapa harus pakai helm sih?” Keluh Sung young kesal. Dia sama sekali tidak suka memakai helm, karena menurutnya helm akan membuatnya terlihat seperti orang bodoh.
“Ini untuk keselamatan kamu juga, dan aku tidak mau di tegur oppa yang cerewet itu.”
“Baik lah.” Diraihnya helm dari tangan Eunhyuk dengan memalingkan wajahnya seraya mencibir.
Mereka pun meninggalkan lingkungan sekolah Sookgi, tanpa sadar Sung young merangkul erat pinggang Eunhyuk, entah kenapa ia merasa jantungnya berdetak tidak normal, ‘inikah yang di sebut dengan cinta?’ Pikirnya dalam hati, namun masih dengan merangkul Eunhyuk, dan menempelkan kepalanya dipunggung Eunhyuk, Sung young dapat mencium aroma parfum yang dipakai Eunhyuk. Jantung Sung young seperti ingin
lompat keluar saat ia menikmati aroma mask tersebut.
‘Ani, ani, aku tidak mungkin suka Eunhyuk. Ah~ aku pasti sedang kelelahan saja setelah pelajaran olah raga tadi.’ Pikirannya mulai berkecamuk. Dan tak ada reaksi dari Eunhyuk saat gadis itu merangkulnya, dia hanya berkonsentrasi pada jalanan.

10 menit kemudian mereka sampai di depan toko es krim, setelah memarkir motor mereka pun masuk ke toko mungil tersebut, namun sangat nyaman dengan pelayanan yang ramah.
“Eoseo oseyo~” Ucap ramah sang pelayan saat mereka membuka pintu toko tersebut.
“Hyuk-ah, kau mau es krim apa?”
“Ehmm, kau apa? Aku sama seperti yang kau pesan saja lah.” Ucap Eunhyuk datar.
“Aku akan memesan rasa racun, kau mau?” Ucap Sung young kesal.
“Ya kalau kau memakannya juga, aku akan ikut. Hahaha.”
“Cih! Apa-apaan itu. Bisa tidak kau memesan sesuai keinginanmu?” Sung young mulai kesal dengan sikap Eunhyuk yang selalu mengikuti apa yang dia pesan dan makan.
“Baiklah, aku mau yang ini di mix dengan yang di sebelah sana.” Eunhyuk menujuk es krim dengan rasa choco chips dan caramel.
“Gitu dong, baik lah aku mau yang vanilla dengan strawberry.”
Tak perlu menunggu lama untuk bisa menikmati es krim yang sudah mereka pesan tadi, mereka duduk dikursi yang terletak di pojok ruangan. Setelah puas makan es krim Eunhyuk mengantar Sung young. Sesampainya di depan apartment, Eunhyuk langsung pamit pulang.

“Young-ah, hari ini aku tidak mampir ya. Salam saja untuk hyung mu.” ucap Eunhyuk didepan pintu apartment Sung young.
“Ne, nanti aku sampaikan. Hati-hati dijalan ya.” Sung young pun melambaikan tangan dan Eunhyuk pun membalas lambaian tangan Young.

“Eunhyuk mengantar mu pulang ?” Tanya leeteuk oppa saat Sung young ingin menutup pintu.
“Ne, oppa kok tumben jam segini baru pulang?”
“Ne, tadi aku ada kegiatan di kampus. Oh ya, kenalkan dia teman oppa.” Ucap Leeteuk seraya menunjuk pria yang ada di sebelahnya.
“Annyeong haseyo, Yesung imnida. Aku teman sekelas Leeteuk dikampus” Ucap pria itu sembil tersenyum manis.
“Annyeong haseyo, Sung young imnida.” Balas Sung young dengan senyum.
“Sungie-ya, masuk lah.” Leeteuk mempersilakan Yesung masuk.

Leetuek oppa dan Yesung pun duduk disofa, sedangkan Sung young langsung masuk kekamar, meletakan tas dan mengambil handuk, lalu dia bergegas mandi. Di kamar mandi, Sung young masih saja memikirkan kejadian tadi siang. ‘Apa Eunhyuk juga memiliki perasaan yang sama seperti aku? Ah! Tapi aku kan masih belum yakin dengan perasaan ini. Aaaarrgghh~ Sung young babo! Babo!!’ Gumamnya kesal, dia pun membasuh wajahnya dengan air dari wasteful untuk menyadarkan kebodohannya.

“Oppa aku keluar sebentar ya.” Ucapnya saat selesai mandi.
“Kau mau kemana? Ini sudah jam 6.”
“Aku hanya ingin ketaman, ingin menengkan diri.” Jawab Sung young asal.
“Ya sudah, tapi jangan pulang terlalu malam.”
“Arasseo.”
Ia pun jalan menuju lift, dan menekan tombol no 1. Setelah keluar dari lift, Sung young menuju taman yang terletak tidak jauh dari gedung apartment itu.



~Eunhyuk home~

Eunhyuk sedang asik mendengarkan radio sukira dikamarnya. Sukira adalah chanel radio favorite Eunhyuk. Saat lagu ‘Angela’ dari boy band super junior di putarkan bayangan tentang Sung young pun terlintas dibenak Eunhyuk, ia beranjak dari tempat tidurnya dan memutuskan untuk pergi ke apartment Sung young. Eunhyuk terkejut ketika melihat Sung young duduk sendirian diatas ayunan, dan Eunhyuk pun menghampiri Sung young.

“Young-ah, sedang apa kau disini?” Triak Eunhyuk dari kejauhan.
“Mwo?! Hyuk-ah kenapa kau bisa disini?” Tanyanya heran.
“Ani, tadi aku sedang bosan saja dirumah. Baru aku ingin ke apartment mu untuk bertemu Teukie hyung.” Jawab Eunhyuk asal, padahal dalam hatinya ia sangat senang bisa bertemu Sung young di taman. Eunhyuk pun duduk diayunan sebelah Sung young.
”Kenapa kau malah duduk? Bukannya kau mau bertemu dengan oppa ku?”
“Tidak jadi. Aku lupa ingin bertanya apa. Kau sedang apa disini?” Tanya Eunhyuk mengalihkan topic.
“Aku? Heheh. Aku sedang bosan saja dirumah, jadi aku pergi kesini. Tapi ternyata disini sendirian membuat aku lebih bosan, untung kamu datang jadi aku ada teman deh.”
Mereka pun melanjutkan pembicaraan, dan sesekali Eunhyuk mendorong ayunan yang diduduki Sung young, kedua orang itu terlihat seperti anak kecil. Dan sekitar jam 7 Eunhyuk mengantar Sung young, namun hanya sampai di depan gedung apartment saja.
“Hati-hati dijalan ya.” Sung young melambaikan tangannya dan di balas dengan anggukan kecil oleh Eunhyuk. Sung young pun masuk kedalam gedung sembari tersenyum simpul, dia sangat senang malam ini.


~Ke esokan harinya.~


“Oppa aku sudah membuatkan mu sarapan! Aku berangkat sekolah ya!” teriaknya di depan kamar Leeteuk.
“Ne, hati-hati dijalan ya.” Ucap Leeteuk masih dengan suara mengantuk.

Eunhyuk sudah berdiri di depan apartment, kali ini dia tidak membawa motornya.
“Kamu sudah menunggu dari tadi ya? Mianhae. Tapi mana motormu?”
“Masuk bengkel.” Ucapnya singkat. Sung young hanya bisa diam mendengar ucapan tersebut.
“Sudah ayo jalan tidak usah banyak omong lagi nanti kita terlambat.” Eunhyuk pun menarik tangan Sung young menuju halte bus. Tak perlu menunggu lama bus tersebut, Mereka pun masuk kedalam, hanya ada satu kursi saja yang kosong.
“Duduk lah.” Ucap Eunhyuk. Sung young pun mengaguk dan duduk di kursi kosong itu. Sedangkan Eunhyuk berdiri disamping kursi yang Sung young duduki.

Mereka sampai di sekolah, pas sekali dengan bunyi bel. Mereka pun pergi ke kelas masing-masing, walau mereka satu angakatan namun jurusan mereka berbeda. Eunhyuk mengambil jurusan musik dan dance, sedangkan Sung young mengambil jurusan sastra dan bahasa. Sampai Sung young di kelas, seorang cewek menghampirinya.

“Hey! Kau jangan mencoba untuk merebut eunhyuk dariku!” Ucap murid itu sinis.
“Merebut Eunhyuk darimu? Memang Eunhyuk itu siapa mu?”
“Aku calon pacarnya Eunhyuk, aku rasa seluruh murid disini sudah tau semua kok.” Ucap murid itu dengan senyum sinis.
“Aku tidak perduli kau calon pacarnya Eunhyuk atau siapapun, aku dan Eunhyuk sudah bersahab sejak kami kecil. Dan aku rasa kamu bisa mengirti akan hal ini.” Sung young pun meninggalakan Jaerin yang masih berdiri dengan wajah kesal.
Eunhyuk memang banyak di sukai oleh murid-murid cewek di sekolah itu karena dia seorang dancer dan tampangnya juga tampan.

Selama pelajaran berlangsung, Sung young sama sekali tidak memerhatikan. Ia hanya sibuk menikirkan apa yang di ucapkan Jaerin tadi.

Kriiingg ~~~
Bel istirahat pun berbunyi. Sung young segera bergegas ke kantin untuk membeli makan, ia pun menyusuri koridor lantai 3 dengan berlari kecil.
“Ahjuma, aku mau 1 roti melon.” Ucap Sung young kepada penjaga toko roti di kantin.
“Ini roti mu Sung young ssi.”
“Gomawo ahjumma, berapa?”
“500 won.”
Sung young pun mencari tempat kosong dikantin itu.
“Young-ah~. Kenapa tidak menunggu ku?” Ucap seseorang seraya merangkul bahu Sung young.
“Aaa~. Mian Hyukie, aku sudah lapar jadi buru-buru kekantin. Hehehe.” Sung young pun menggigit roti itu.
“Gwaenchana, aku beli ramen dulu ya. Kamu duduk saja dulu, nanti aku menyusulmu.” Eunhyuk pun mengantri untuk membeli semangkuk ramen. Saat sedang menunggu di barisan tiba-tiba datanglah Jaerin dan menghampiri Eunhyuk.
“Hyuk-ah.” Ucapnya manja seraya mengapit lengan Eunhyuk.
“Mwo?!” Balas Eunhyuk ketus dan melepaskan tangan Jaerin.
“Ani, aku hanya ingin mengantri juga. Bisa sekaliankan? Aku tunggu dimeja sana ya, jagi.” Jaerin pun meninggalkan Eunhyuk dengan wajah bingung.
Jaerin pun jalan menuju meja yang dekat dengan jendela, namun disisi lain ada empat pasang mata yang tidak menyukai kedekatan Jaerin dan Eunhyuk tadi. Jaerin menarik kursi itu dan duduk disana seraya memerhatikan sekeliling kantin, matanya pun tertuju pada seseorang yang juga sedang melihatnya.
“Huh! Ngapain sih orang itu ada disini? Dia pikir aku akan memaafkannya dengan mudah. Gak akan pernah aku maafkan.” Gumam Jaerin dalam hati, seraya mengetuk-ngetuk meja dengan jarinya.
“Aku ingin bicara.” Ucap orang tersebut. Jaerin pun tersentak kaget, melihat orang yang sedang dipikirkan tadi muncul dihadapannya. Jaerin tidak menanggapi omongan orang itu, ia malah memerhatihan Eunhyuk yang sedang membayar ramen yang dipesannya.
“Apa yang sedang kamu perhatikan Lee Jaerin?!” Bentak orang itu.
“Pacarku, aku sedang memerhatiakan pacarku.” Balas Jaerin seraya tersenyum sinis.
“Dia bukan pacarmu, pacarmu itu…”
“Siapa?? Kau mau bilang siapa pacarku??”


T.B.C

Selasa, 15 Desember 2009

KISSEU (chapter 2)


author : lee sarang 






@teacher office—

Rizuki Sensei memukul-mukulkan penggaris kayu di meja penuh amarah. Asha berlari terengah-engah masuk ke kantor. tapi belum ada Leeteuk.
“mana ? mana Leeteuk ?!!” jerit Rizuki Sensei.
“sudah saya telpon kok sensei, sebentar lagi mungkin..” ujar Asha pelan.
Sensei mengomel-ngomel nggak jelas dalam bahasa jepang. Asha menggaruk kepalanya yg gk gatal. Bingung.

“~haaaah..haah... gomenasai sensei. Gomenasai.. hah... hah..” Leeteuk masuk kantor dengan napas terengah. Keringatnya bercucuran.
“LEETEUK~~ kamu ini selalu... blaa..blaa..blaa..” omel Rizuki panjang. Leeteuk dan Asha hanya diam menunduk.
Setelah duapuluh menit *yang terasa sangat amat lamaa* akhirnya Rizuki Sensei mengucapkan kalimat utamanya.

“Asha dan Leeteuk, mulai besok kalian harus membersihkan dan merawat kebun apel di belakang sekolah. selama dua minggu. Bagaimana ?” Rizuki Sensei menurunkan kacamatanya, kayak orang jaman dulu.

“ttappii.. sayaa ada les piaanoo... sensei,” protes Asha lirih.
“SAYA TIDAK PEDULI !!” teriak Rizuki Sensei marah.

“Lho sensei, ini kan kewajiban kami juga untuk les atau bimbingan. Oke kita emang dihukum, tapi juga harus menghargai kegiatan kita dong!” Leeteuk nyolot.
“LHO? Kok kamu jadi nyolot ke saya?! Kalau begitu hukumanmu jadi tiga minggu!!! Sudah~~ saya tidak mau dengar alasan lagii!!” Rizuki Sensei menunjuk-nunjuk pintu.

Asha menatap Leeteuk tidak tega. Keduanya keluar kantor dengan muka masam.
BRAAK~~
Leeteuk menendang tempat sampah yang ada di depannya.
“kamu gk apa-apa oppa ?” tany Asha cemas.
“gk apa kok, sebel aja. Kamu les piano tiap hari ?” Leeteuk balik tanya.

“nggak sih. hari senin sampe kamis aja. Kenapa?”
“kalo gitu, senin sampe kamis kamu gak bisa ikut hukuman dong?”
“trus gimana dong, oppa? Aku harus gimana?” Asha mulai bingung.
“gk apa deh. aku aja yg dihukum, tar kamu pura-pura aja kalo misal ditanya sama
monster jepang itu. gimana?” Leeteuk tersenyum lebar. memperlihatkan lesung pipinya. sejenak Asha menatapnya. Terpana sesaat karena kemudian Leeteuk menyadarkannya dengan mengguncang pundak Asha.

“hei...”
“aaa~ ee~ hhehe. Tadi oppa bilang apa?” Asha nyengir.
“kamu les piano aja. Biar aku yg dihukum, nanti kalo kamu ditanyai sama sensei, bilang aja kamu ikutan bantuin aku. gimana?” Leeteuk tersenyum lagi.

“lhooo? Gk adil dong? Kan aku juga salah? Kok Cuma oppa yang dihukum? Gk mauuuu~~” Asha memonyongkan mulutnya saat ia mengucap kata U .
Selama beberapa menit, Leeteuk diam. Lalu tertawa keras, “Hahahahahahahahahahaha..!!”
“mwo?” Asha bingung.
“Kamu lucu bangeeettt !!! yaampun, monyong-monyong gitu.. imut tauuu!!” Leeteuk mencubit pipi Asha yang hampir pingsan karena gugup. Melihat reaksi Asha seperti itu Leeteuk jadi kikuk. Lalu menggaruk-garuk kepalanya.

“mianhae. Mianhae Asha. Jangan marah doong,” Leeteuk menarik-narik kemeja Asha. Hyun tambah salah tingkah.
“hehe.. gk ko oppa.” Asha nyengir maksa.
“syukur deh. ohya, pulang naik apa? Naik bus?” tanya Leeteuk.
“iya. Naik bus.”
“aku anterin yaa?” tawar Leeteuk.
“APAA~~ ? nganterin pulang? ngapaaiiin?” Asha kaget setengah mati.
“udah malem lhoo. Udah jam 6 gini. Kalo ada apa-apa gimana? Kan aku yang ngerasa bersalah..” Leeteuk menjelaskan.

“bersalah gimana?”
“yang bikin kamu pulang malam kan aku. yang terakhir pulang dari sekolah juga kamu sama aku. intinyaa, kalo kamu nanti ada apa-apa, tersangka utamanya aku tauuu. Aku gak mau dihukum lagi sama monster jepang itu.”
“hahahaha. Gak apa kok oppa. Biasanya pulang les kan jam segini.”
“itu kan kalo les. Orang rumah pasti gak khawatir. Lha sekarang? Kamu gak les kan, tapi pulang malem. Udah deh, nurut aja. Ayooo~~” Leeteuk langsung menarik pergelangan tangan Asha yang masih melongo.
“Oppaa~”

Leeteuk menghentikan langkahnya. “mau nolaak? Gak boleh!”
“bukaaan. Aku mau telfon dulu. Gara-gara oppa bilang tadi, aku jadi inget appa,” Asha melepaskan tangannya dari gandengan Leeteuk. Lalu ia merogoh saku tasnya.
“aduuh... aku baru inget kalo ponselku mati, batereinya habis. Gimana ini?” Asha bingung.
“Lhoo? Ponselmu kok sama kayak ponselku?” Leeteuk mengeluarkan ponselnya dari saku. Benar-benar sama, model, tipe sampai warnanya. Hanya saja punya Asha ada gantungan chibi L.
“yee. Situ kali yang ngembar-ngembarin. Huh gak kreatipp !!” cibir Asha.

“yaudaa, tadinya aku mau minjemin kamu ponselku biar bisa telepon. Eh, kamunya malah ngejekin aku.. ogah ah minjemin.. weeek !” Leeteuk menjulurkan lidahnya.
“bodo amat. kalo kagak dipinjemin juga gak apa. Langsung pulang aja.. yee,” Asha melenggang meninggalkan Leeteuk.
Leeteuk panik, “Asha.. woii !! tunggu dooong. Gw kan udah janji mau nganterin lo pulang..” lantas dengan sigap ia memegang lengan Asha.
“Makanyaaa.. pinjemin doong ponselnya.” Asha mengerling nakal.
“dasar~~” Leeteuk mengeluarkan ponselnya dan memberikannya pada Leeteuk.

“bagus bagus. Gud boy !” Asha menepuk-nepuk kepala Leeteuk yang kebetulan sedikit menunguk sehingga Asha bisa meraihnya.
“Hey, nggak sopaaan~! Sejak kapan lo mulai gak sopan sama gw?” Leeteuk menyipitkan matanya.
“Sejak lo manggil pake aksen lo-gw. hhahah..” tawa Asha. Disusul tawa Leeteuk.
Asha memencet-mencet tombol angka, lalu menempelkannya di telinga. Namun kemudian Asha melotot.

“PULSAnya abis tauuuu~~ !!” raung Asha.
“hehehehehe”
“PABO~~ ngapain dipinjemin kalo gituu? Huuh!!” omel Asha.
“mianhae. Mianhae..” Leeteuk masih terkikik geli.
“Aah... nanti kalo Appa marah-marah gimana? Aduuh. Mana tadi pagi Appa bilang aku nggak boleh pulang telat lagi. huuufth...” Asha menghela napas panjang.
“mianhae yaa. kalo gitu nanti kalo kamu dimarahin, aku yang tanggung jawab deh.” Leeteuk menawarkan senyum berlesung pipinya lagi.

“ya tetep ajaaa. Aku tuh nggak pernah pulang malem sama cowok. paling-paling sama Yesung oppa atau Siwon Oppa. Appa pasti ngertilah kalo aku sama mereka. Lha kalo sama kamu? Aduuuh, nambah masalah baru tauu!!” ceracau Asha.
“Yesung kakakmu kan?”
“Iyaaa...”
“trus Siwon sapa?”
“temen kampus Yesung. kenapaa?” nada suara Asha terdengar putus asa.
“lhaa itu boleh kalo sama Siwon. Masa sama aku kok nambah masalah?” Leeteuk protes.

“yaiyalaah. Siwon kan sahabat Yesung oppa. Aku udah sering kali maen dirumah Siwon oppa sampe nginep-nginep segalaa. Appa jelas udah percaya lah. Lha kamu? Aku aja kenal baru tadi pagi. Apalagi appa...” lanjut Asha.
“Nginep? Ngapain?”
“haduuuuh, kamu lagi ngebahas siapa sih oppa? Siwon oppa atau nasibku nih?!!” Asha mulai emosi.
“mianhae, kalo gitu kita naik taksi aja, biar cepet nyampe rumah kamu. Oke?” usul Leeteuk tersenyum lebar. lebar sekali. Asha sekali lagi hanya bisa diam menatapnya.

@ Asha’s mom home—
Yesung merebahkan tubuhnya di kasur. Menatap langit-langit kamarnya.
“Udah laah. Lo ngapain capek-capek mikirin si tengik Kangin sih? tugas kuliah lo tuh pikirin,” kata Siwon masuk kamar sambil membawa dua kaleng coke.
“geblek. Gw juga gak pabo pabo amat mikirin si tengik itu. gw mikirin Asha tau! lo ngerti kan, Asha itu adek gw satu-satunya. Yang gw sayang banget, yang paling pengen gw lindungin. Lha kalo dia serumah ama psikopat itu, apa lo gak cemas?!” elak Yesung
“adek lo ada dua, geblek. Noh, digendong ama Amma lo,” ralat Siwon dengan polosnya.
Pletak!!
Yesung melempar majalah disampingnya ke arah Siwon. “adik kandung geblek!”

Tiba-tiba terdengar suara Calvin, suami Amma. “Yesung.. your dad calling.”
Yesung berdiri dan keluar kamar untuk mengambil telepon tanpa kabel yang disodorkan pria bule suami baru Amma.
“~~Yeobseo? Mwo? Asha belum pulang jam segini? Aneyo. Dia tidak disini Appa. Ne, Ne...” klik. Telepon ditutup.

“Asha belom pulang?!” Siwon terlihat cemas.
Yesung tidak menjawab, malah memencet nomor ponsel Asha.
“DAMN~~!!”
“kenapa?”
“ponselnya mati. Aduhh Asha. Kemana sih tuh anak. Hari ini dia gak ada jadwal les piano. Gak biasanya deh, tuh anak keluyuran jam segini..” Yesung mondar-mandir.

“coba lo telepon aja temen-temennya. Kali aja ponselnya mati trus lupa kasih kabar,” Siwon mencoba menenangkan Yesung.
Yesung mengangguk dan langsung memencenti semua nomor telepon teman Asha yang ia tau.

@ Asha’s dad home—
Appa mondar-mandir di ruang tengah. Makan malam belum tersentuh sama sekali.
Hye Sun hanya bisa duduk di sofa sambil meremas-remas tangannya. Kangin sendiri terus sibuk dengan ponselnya.

“Sebaiknya kamu makan dulu. Nanti maag mu kambuh Kangin,” ucap istri Appa .
Kangin beranjak dari duduknya.
“tidak ada yang boleh makan sebelum Asha datang!” ucap Appa tegas dan lantang. Istri Appa kaget.
“Tapi Kangin punya maag. Aku takut penyakitnya itu kambuh. Apa tidak bisa kau beri izin dia makan duluan?” kata Istri Appa memohon.

“Bagaimana bisa kalian makan sementara anak perempuanku satu-satunya, Asha tidak jelas bagaimana kabarnya!” bentak Appa. Terpaksa Kangin duduk lagi di kursinya.
“Tapi kalau Kangin sakit bagaimana?” istri Appa terus merajuk.
“Setidaknya kita bisa melihat keadaan Kangin kalau sedang sakit. Sedangkan Asha? Kabar saja kita tidak tau!! jangan membuat aku emosi, Hye Sun!!” ucap Appa.

“Sudah lah, amma. Aku tidak apa-apa,” Kangin mencairkan suasana.
Tok-tok-tok...
Suara pintu diketuk, membuat Appa langsung berjalan cepat menuju pintu. Dibukanya pintu itu kasar.
“mianhae, appa. Mianhae, Asha pulang malam. Mianhae, appa..” suara Asha agak serak.

Appa langsung memeluk Asha sambil mengusap kepalanya. Leeteuk yang berdiri lima mater di belakang Asha hanya bisa diam.
“mianhae, appa.. mianhae..” ucap Asha lagi lalu melepas pelukan appa. Appa memandang Leeteuk meminta penjelasan. Asha mendekati Leeteuk dan menariknya ke depan hadapan Appa.

Appa langsung duduk di ruan tamu, tandanya Asha harus mengajak Leeteuk masuk.
“annyeong. Leeteuk imnida. Saya kakak kelas Asha. Saya yang bertanggung jawab atas Asha pulang malam hari ini.” Leeteuk membuka percakapan.
Appa menatap Leeteuk dari ujung rambut hingga ujung kaki.

“Appa jangan salah paham dulu. Asha nggak apa-apa. Jadi ceritanya tadi siang waktu istirahat, Asha nabrak Leeteuk sunbae. Kebetulan Leeteuk sunbae dihukum keluar kelas. Leeteuk sunbae minta maaf ke Asha. Tapi sensei mngira kami mengobrol. Kami dipanggil ke kantor sepulang sekolah. Asha terlambat gara-gara itu Appa.. mianhae..”

“mianhae Asha gk bisa ngasih tau Appa, ponsel Asha mati. Batereinya habis. Ponsel Leeteuk sunbae juga gk punya pulsa. Mianhae”

Appa memandang Leeteuk lagi. Leeteuk nyengir, memperlihatkan lesung pipinya. Appa langsung tersenyum ramah. Jarang sekali Appa cepat ramah dengan orang asing. Dengan Siwon saja butuh waktu 4 bulan.

“kalian sudah makan?” tanya Appa pelan.
“belum appa..” jawab Asha.
“ayo. Ajak temanmu makan bersama keluarga kita. Hye Sun, hubungi ibu Asha atau Yesung, kabari bahwa Asha sudah pulang dan dia baik-baik saja.” Suruh Appa. Istrinya, Hye Sun hanya menurut.

“Kangin..” panggil Appa. Kangin lantas menuju ruang tamu. Menghampiri ayahnya.
“Ini anak perempuanku. Asha. Akrabkan diri kalian secepat mungkin. Appa nggak mau suasana rumah canggung dan kaku begini. Bagaimana, Kangin?” kata Appa.

“Siap appa!”
Asha mencolek pundak Leeteuk. “ayo ikut makan!”
Leeteuk menggeleng. “gk ah. Udah malem nih.”
Asha cemberut, “ayolaah. Sbagai tanda terimakasihku, oppa mau mengantarku pulang”

Leeteuk tersenyum lembut, lalu mengacak rambut Asha. “terimakasih. Tapi ak harus pulang. mianhae.”
“Ahjussi, mianhae.. saya tidak bisa ikut makan malam. Sebaiknya saya pulang saja, karena sudah larut. Gumawo undangan makannya. Mianhae..” ujar Leeteuk sopan.

“Wah. Sayang sekali. Padahal jarang lho saya ini mengijinkan teman laki-laki Asha ikut makan. Kamu yang pertama, eh kamu malah menolaknya. Tidak apa-apa. Hati-hati dijalan, nak. Terimakasih sudah mengantar Asha pulang.” lanjut Appa.

“Mianhae ahjussi. Selamat malam.” Leeteuk membungkukkan badan lalu pamit. Asha sempat melambaikan tangannya saat Leeteuk menoleh. Wajahnya merah. Asha merasa firasatnya buruk.


~to be continued

My Everything (chapter 1)

author : lee sarang 




- AUTHOR POV -

 



= Seoul =



Siapa yang tidak kenal Choi Siwon? Pemuda tampan terkaya di Korea. Hampir semua orang mengenalnya. Pamornya sebagai milyader termuda dengan berbagai bisnis keluarga mengalahkan pamor seorang artis atau bahkan presiden. Selain terkenal karena kekayaannya, Choi Siwon juga terkenal karena ketampanannya. Sekali lagi mengalahkan aktor-aktor Korea. Ada hal lain yang membuat Choi Siwon terkenal di kalangan polisi dan lembaga peradilan. Yaitu mengenai peristiwa sebelas tahun yang lalu yang merenggut nyawa kedua orangtuanya.


Choi Siwon membunyikan bel, tanda semua pengawal dan pelayan di rumahnya (baca: istana) harus berkumpul di ruangan rapat khusus pengawal.


Kepala pengawal, Lee Soo Man mengoordinasi seluruh bawahannya untuk segera berkumpul sesuai perintah Tuan Muda Choi Siwon.


“Lee Soo Man-ssi, besok seluruh pengawal diliburkan. Saya akan ke luar kota,” ucap Choi Siwon begitu seluruh pengawal dan pelayan berkumpul.


Lee Soo Man kaget mendengar perintah Choi Siwon. “baik, Tuan Muda Siwon. Anda akan memakai mobil yang mana? Akan saya persiapkan.”


Siwon menggeleng, “tidak usah, Lee Soo Man-ssi. Saya tidak berniat untuk naik mobil. Terimakasih untuk tawarannya.”


Lee Soo Man kaget untuk kedua kalinya. Tuan Mudanya itu tidak pernah sekalipun keluar rumah tanpa kawalan dan tanpa kendaraan pribadinya. Namun Lee Soo Man hanya mengangguk patuh.


Seorang kepala pelayan dapur mengangkat tangan. “ya, yoona-ssi ?”


“apakah pelayan dapur perlu memasakkan Tuan Muda Siwon?” tanya Yoona sopan.


“hanya mempersiapkan untuk sarapan saja. Setelah sarapan seluruh pelayan dapur bebas tugas. Arraseo?”


Yoona mengangguk patuh. Siwon keluar dari ruang rapat. Itu artinya rapat selesai. Seluruh pengawal dan pelayan ribut berbisik-bisik.


“Tuan Muda aneh sekali. Ada apa dengannya? Apa dia sudah kembali seperti Tuan Muda Siwon sebelas tahun yang lalu?”


“Entahlah. Jangan terlalu berharap. Tuan Muda Siwon banyak berubah semenjak peristiwa sebelas tahun lalu. Tidak mungkin secepat itu bisa berubah. Anggap saja Tuan Muda Siwon sedang berbaik hati pada kita.”


Lee Soo Man berdehem, “sudah sudah. Jangan membicarakan hal-hal yang tidak berguna. Ayo, sekarang semua kembali bekerja.”


Para pengawal dan pelayan pun bubar dan kembali pada pekerjaan awal mereka dengan berbagai macam pemikiran dan persepsi mengenai perubahan sikap Tuan Muda nya.




= Beijing =


Kantor detektif swasta Hangeng terlihat lengang seperti sebulan terakhir ini. Detektif Hangeng dan istrinya yang berkewarganegaraan korea, Shin Eun Gi sedang sangat sibuk menyelesaikan kasus yang sebenarnya sudah lama sekali. Karena jangka waktu yang lama itu pula, waktu penyidikan semakin panjang.


Detektif Hangeng dan Shin Eun Gi mengetuk pintu sebuah rumah dengan papan bertuliskan : inspektur Shindong.


“oh, detektif Hangeng. Silahkan masuk, senang bertemu anda lagi,” sapa Inspektur Shindong begitu membukakan pintu.


“xiexie, inspektur. Saya dan istri saya kemari ingin bertanya banyak mengenai peristiwa menggemparkan di Seoul sebelas tahun lalu. inspektur Shindong waktu itu ikut menjadi penyelidik bukan? Tentu banyak yang dapat saya ketahui mengenai peristiwa itu,” kata detektif Hangeng tanpa basa-basi.


“oh, ne. mengenai peristiwa sebelas tahun lalu. saya memang ikut menyelidik. Silahkan masuk,” Inspektur Shindong mempersilahkan detektif Hangeng dan Shin Eun Gi untuk masuk.


“rumah anda cukup mewah untuk ukuran inspektur,” ucap Shin Eun Gi melirik inspektur Shindong.


Inspektur Shindong sedikit kaget, “ini rumah warisan nenek saya, Nyonya Hangeng..”


Shin Eun Gi tersenyum penuh arti. “wah, cucu kesayangan ya?”


Inspektur Shindong balas tersenyum. Lalu memanggil pelayannya untuk menyiapkan jamuan.


“baiklah, kita mulai dari mana, detektif Hangeng?” tanya inspektur Shindong.


“apapun yang bisa anda sampaikan, inspektur,” jawab detektif Hangeng. Lalu di sela istrinya yang juga berprofesi sebagai ahli forensik, “bisa kah anda memberi kami file dokumen penyelidikannya inspektur ?”


Shindong mengangguk, “baiklah. Akan saya ambilkan. Tapi tolong Nyonya, berhentilah bersikap seolah-olah saya terkait dalam kasus ini.”


Shin Eun Gi mengangkat bahunya, “saya tidak bersikap seperti itu.”


Inspektur Shindong berjalan menuju ruang kerjanya.


Hangeng meraih tangan istrinya lembut, “sayang, bersikaplah profesional. Aku tahu dia seniormu waktu pelatihan dahulu. Tapi, saat ini dia adalah patner kita. Kau bisa kan bersikap biasa saja?”


Shin Eun Gi memutar bola matanya, “arraseo.”


Inspektur Shindong kembali membawa beberapa map dan file. Detektif Hangeng tersenyum, sedikit puas.




= Singapore =


KRIIING!!


Seorang laki-laki kewarganegaraan Korea meraih alarm yang mengganggu tidurnya. Lalu mematikannya kasar. Ia kembali tertidur dengan posisi tertelungkup dan tangannya memegang alarm. Sepertinya ia capek sekali karena pukul 2 dini hari tadi, ia baru saja pulang dari Perancis mengurusi bisnis tekstilnya.


“Kyu.. kau sudah bangun ?” tanya seorang gadis mengetuk pintu sambil membawa paperbag berisi buah-buahan segar. Tidak ada jawaban. Terpaksa gadis itu menekan beberapa tombol password di pintu. Pintu terbuka perlahan.


“Kyuu?” panggil gadis itu lagi. lalu tersenyum begitu melihat sosok yang terlelap adalah Kyuhyun.


“setiap pagi aku menemuimu, kau selalu masih terlelap. Dalam keadaan tidur seperti ini, kau seperti bayi..” gadis itu duduk di tepi ranjang sambil menyentuh wajah Kyuhyun perlahan.


Gadis itu beranjak namun tangan Kyuhyun menahannya. Gadis itu menoleh, lalu tersenyum. “bangunlah, sayang. Sudah siang. Aku akan membuatkanmu sarapan.”


Kyuhyun berucap dengan mata terpejam, “aniyo. Tetaplah disini, sayaang..”


Gadis itu menyentuh kening Kyuhyun sebelum mengecupnya, “sampai kapan kau mau tidur? kau sudah mengalahkan puteri tidur..”


Kyuhyun membuka matanya malas. “aku baru saja tidur pukul 3. Penerbangan delay dua jam. Biarkan aku tidur beberapa jam lagi ya?”


Gadis itu menghela napas. “baiklah. Tapi lepaskan aku, aku tidak bisa kemana-mana jika kau memegangku seperti ini..”


Kyuhyun menggeleng. “kau harus menemaniku..”


“bagaimana bisa? Aku harus membereskan rumahmu, aku harus memasakkan...” gadis itu tidak melanjutkan ucapannya begitu melihat Kyuhyun terlelap dengan wajah manisnya. Gadis itu melepas pegangan Kyuhyun. Lalu mengecup pipi Kyuhyun perlahan.


Setelah membersihkan rumah Kyuhyun yang sangat berantakan dan memasakkannya sarapan. Gadis itu meninggalkan memo di pintu kulkas sebelum pergi.
Pesan bertuliskan : sudah bangun sayang ? cepat makan sarapanmu. Lalu mandi. Aku ingin mengajakmu ke korea untuk beberapa hari. Kau rindu bibimu kan? aku pulang dulu mengepak pakaian. Jika aku kembali kau harus sudah siap . oke ? saranghaeyo, kyuu .


Kyuhyun bangun dua jam kemudian. Ia takjub melihat rumahnya bersih dan ada sarapan di meja makan. Kyuhyun membuka kulkas untuk mengambil susu. Ia membaca pesan yang tertempel di pintu kulkas. Kyuhyun tersenyum.


Setelah sarapan ia segera mandi. Kyuhyun menatap wajahnya di cermin sambil mengeringkan rambut. Kyuhyun menggigit bibir bagian bawahnya. Lalu menerawang mengingat masa lalunya di Korea. Sudah enam tahun ia meninggalkan Korea dan tinggal di Singapore.


Di negara kecil ini lah ia meneruskan bisnis tekstilnya dengan perusahaan mode di Perancis. Di negara ini jugalah Kyuhyun bertemu Jae Rin. Satu-satunya gadis Korea yang mampu memikat hatinya. Kyuhyun mengingat-ingat kembali kenangannya di Korea. Tetapi yang ada hanya air mata yang menetes.


“kyu? Kau sudah bangun?” teriak gadis yang sama dengan gadis tadi pagi.


“ya aku sudah bangun. Baru saja selesai mandi,” jawab Kyuhyun lantas menghapus air matanya. Jae Rin memeluknya dari belakang.


“siap ke Korea?” tanya Jae Rin lirih. Kyuhyun hanya mengangguk sambil tersenyum. Lalu ia menggendong Jae Rin sampai ke kamarnya. Jae Rin tertawa.


“ayo, bantu aku mengepak pakaian..” pinta Kyuhyun manja. Jae Rin menggelengkan kepalanya sambil tertawa lalu membuka lemari.




= Seoul =


Seorang gadis mungil terlihat kebingungan mengacak-acak isi rak lemari. Seorang cowok yang sedari tadi sibuk dengan adonan kuenya, mengelap tangannya lalu menghampiri gadis itu.


“nyari apa sih?”


“Ryeowook oppa? cariin kaus kakiku..” pinta gadis itu merengek. Ryeowook ikut mengacak-acak isi rak kaus kaki tersebut.


“kaus kaki yang mana sih?” Ryeowook bingung.


“yang tipis, pendek, mirip stocking warna biru muda..” sahut gadis itu lagi dengan nada putus asa.


“HEECHUL OPPA~~! Bantuin doong!” pinta gadis itu lagi.


“apa sih? kan uda dibantuin Ryeowook tuh. Masa nyari barang begituan aja rame-rame?” tolak Heechul, cowok yang kini sedang memainkan remote TV.


“pokoknya bantuiin~~!!” teriak gadis itu tidak mau tau.


Seorang cowok turun dari lantai atas. “Sa Rang, ada apa teriak-teriak?”


“Donghae oppa!! tau kaus kakiku yang warna biru?” tanya gadis bernama Sa Rang itu begitu melihat kakaknya muncul.


“buat apa?” tanya Donghae dengan muka bloon.


“ya buat dipake lah, oppa. aku ini ada janji sama Kibum. Gaunku uda warna biru nih. Masa kaus kakinya warna ijo?” sahut Sa Rang mengomel.


“yang kayak gini?” Donghae oppa mengangkat kakinya. Memperlihatkan kaus kaki yang dipakainya. Sa Rang histeris.


“kenapa oppa pake sih? itu kan kaus kaki cewek. huh.” gerutu Sa Rang.


“abisnya lucu sih..” Donghae nyengir.


Heechul menimpuk kepala Donghae dengan remote TV. “nyusahin aja lu. Balikin sono kaus kakinya.”
Donghae pun melepas kaus kaki biru itu dari kedua kakinya.


“untung kaki Donghae oppa nggak bau kayak kaki Heechul oppa..” sahut Sa Rang begitu menerima kaus kaki dari tangan Donghae.


Ryeowook dan Donghae tertawa. Heechul meringis, “enak aja lu. Bau bau dikit juga gak apa kan?”
Sa Rang tertawa keras. Ryeowook kembali sibuk dengan adonannya. Sedangkan Donghae duduk di ruang tamu menemani Sa Rang. Donghae melempar jaketnya ke pangkuan Sa Rang.


“pake jaket sana. Tar masuk angin. Mana kamu pake tube dress gitu..” lanjut Donghae.


Sa Rang menuruti perkataan kakak kembar pertamanya itu, memakai jaketnya. Lalu terdengar pintu di ketuk. Sosok Kibum menyembul begitu pintu dibuka.


Sa Rang berdiri dan menatap Kibum takjub. Begitu juga dengan Kibum. Belum pernah ia melihat Sa Rang dalam balutan gaun sefeminin itu.


“Kibum-ah! Kau cakep sekalii~!” teriak Sa Rang sambil mencubit pipi Kibum. Kibum hanya tersenyum melihat tingkah Sa Rang.


“hei, kau. Hati-hati menyetirnya. Jangan ngebut dan jangan pulang terlalu malam. Arraseo?” kata Donghae menasehati. Kibum mengangguk, “Arraseo”


Heechul menyahut dari dalam, “hei, Sa Rang bersikaplah sefeminin gaunmu. Jangan bertingkah seperti anak laki-laki dalam pesta..”


Sa Rang menoleh sambil mencibir, “ya ya ya. aku tahu kau lebih feminin dari aku. sudah, aku berangkat dulu. dah oppa~~” Sa Rang langsung mengapit lengan Kibum begitu pintu apartemen tertutup.




- LEE SA RANG POV –


Namaku LEE SA RANG. Anak ketiga dari empat bersaudara. Aku punya tiga kakak kembar yang SUPER.


Yang pertama LEE DONGHAE.
SUPERcakep dan selalu mengalah demi keluarga. Kuliah jurusan seni dan budaya musik.
Yang kedua KIM HEECHUL.
SUPERlucu, asal ngomong dan rada konyol. Kuliah jurusan desain. Lihat saja gaya pakaiannya.
Yang terakhir KIM RYEOWOOK.
SUPERkoki yang baik hati dan pintar bersih-bersih rumah. Kuliah jurusan tataboga.


Kami yatim piatu sejak aku berumur 5 tahun. kami tinggal di apartement peninggalan orang tua kami. Keluarga kami tidak terlalu kaya, tetapi cukup berkecukupan. Kami berempat punya tabungan pendidikan hingga pendidikan tertinggi. Jadi kami tidak perlu khawatir mengenai uang sekolah. ketiga kakakku sudah kuliah, dan mereka juga kerja magang. Uang itu yang kami pergunakan untuk kehidupan sehari-hari.


Tentang aku? aku Cuma gadis biasa bernama LEE SA RANG yang bersekolah di salah satu high school. Keberuntunganku hanya satu, yaitu memiliki orang-orang yang sempurna, ketiga kakakku dan kibum tentu saja.


Namun...
Kukira keberuntunganku akan selamanya..
Ternyata....




*to be continued..~